Risiko El Nino Perlu Dimitigasi untuk Mengendalikan Inflasi Pangan

Inflasi yang masih terkendali pada bulan Agustus 2023 didukung oleh deflasi pada sebagian komoditas, antara lain bawang merah, telur ayam ras, cumi-cumi, sabun detergen cair, dan diapers dengan andil masing-masing sebesar -0,049%; -0,026%; -0,019%; -0,014%; dan -0,013%. Penurunan harga bawang merah disebabkan oleh berlanjutnya periode panen bawang merah di Brebes yang dihasilkan dari penanaman bulan Apr – Mei 2023. Penurunan harga telur ayam ras lebih dipengaruhi oleh harga pakan yang mulai turun sejalan dengan prognosa peningkatan produksi jagung pada triwulan III 2023 dan populasi ayam petelur yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Lebih lanjut, penurunan harga sabun detergen cair dan popok bayi dipengaruhi oleh permintaan yang relatif rendah dan terdapat penurunan harga CPO dunia, sebagai bahan baku sabun detergen, pada Agustus 2023 dibandingkan Juli 2023.

Sementara itu, NTP Provinsi Lampung pada Agustus 2023 tercatat sebesar 110,96, meningkat 0,94% (mtm) jika dibandingkan dengan 109,93 pada bulan sebelumnya. Kenaikan NTP ini didorong oleh kenaikan NTP untuk Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura sejalan dengan kenaikan harga GKP dan GKG serta kenaikan harga aneka cabai. Meski NTP Provinsi Lampung secara umum tercatat di atas 100, NTP subsektor Perikanan Budidaya masih berada di bawah 100, yaitu 99,27.

Ke depan, KPw BI Provinsi Lampung memprakirakan bahwa inflasi IHK gabungan kota di Provinsi Lampung akan tetap terjaga pada rentang sasaran inflasi 3±1% (yoy) sampai dengan akhir tahun 2023. Namun demikian, diperlukan upaya mitigasi risiko-risiko sebagai berikut, antara lain dari Inflasi Inti berupa (i) Shock aggregate demand di tengah kondisi excess liquidity dan kenaikan UMP tahun 2023; dan (ii) risiko rendahnya capaian pemulihan daya beli masyarakat yang berpotensi menyebabkan kenaikan inflasi inti di kemudian hari akibat respon penurunan volume produksi pelaku usaha sebagai bentuk efisiensi.

Sementara itu dari sisi Inflasi Volatile Food (VF), adalah (i) risiko meningkatnya harga komoditas hortikultura pada periode tanam, terutama pada November – Desember 2023; (ii) risiko El Nino yang tengah terjadi pada Agustus s.d. bulan Oktober 2023; (iii) penyalahgunaan subsidi MinyakKita; dan (v) pendistribusian beras di Lampung yang tidak merata akibat tingginya permintaan dari Pulau Jawa, yang perlu dimitigasi dengan penguatan penetapan HET beras. Selanjutnya risiko dari Inflasi Administered Prices (AP) yang perlu mendapat perhatian di antaranya yaitu (i) fenomena kelangkaan LPG 3 kg; dan (ii) tingginya ketidakpastian supply energi Rusia dan diversifikasi energi Uni Eropa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *