Kasihan Diriku Tertipu

Oleh: KH. Ansori. S.P. | Sekretaris Dewan Dakwah Lampung.

“MasyaAlloh, sukses ya, Bang kamu sekarang, beberapa kali ini kamu 4 kali ganti mobil dan 3 kali beli rumah baru yang nilainya Milyaran. Padahal belum setahun,” begitulah Sang Paman, sebut Saja Pak Jo. Menyapa keponakannya.

“Iya Om, Alhamdulillah lagi ngalir nih rezeki, berkat Covid, heee,” jawab Aan Sang Keponakan dengan bercanda.

“Apa sih Bang bisnismu, kok cepat sekali seperti roket, hee,” timpal Pak Jo, dengan gurauan juga.

“Ah biasa aja Om, bisnis kecil-kecilan, ini lo Om saya ngesup pengadaan peralatan kesehatan. Saya beli dari distributor kemudian jual ke klinik-klinik yang membutuhkan. Lumayanlah Om.” Jika Om mau boleh ikutan Pak Aan menawarkan kepada Sang Paman.

Ikutan maksudnya bagaimana? Tanya Sang Paman penasaran.

Begini Om nanti kan ada pengadaan lagi jadi kita sebagai Sub Distrubutor ikut inves juga, lebih tepatnya sih Om Semacam DP lah, 30% dari nilai pesanan kita, jika nilai pesanan kita 1 M, maka kita setor 300 jt. Pak Aan menjelaskan.

Ooh, kok semacam setoran proyek ya? Selidik Pak Jo penasaran.

Beda Om, kalau ini kita langsung ke Distrubutor dan itu inklud dari total belanja kita. Ya itu tadi 300 jt itu bagian dari 1 M, nanti jika barang sudah sampai baru kita lunasi kekurangannya yg 700 jt. Nah Om kalau mau ikutan ya boleh setor DP ke saya nanti untuk Om bagi hasilnya ya 50%lah. Pak Aan menjelaskan lebih lanjut.

Sebenarnya ya Om 30% DP itu saya dapatkan juga dari Klinik-klinik yang pesan sama saya, jadi sebenarnya saya bisnis ini tanpa modal uang. Cuma modal Akses dan jaringan, ya sedikit uanglah untuk intertain juga. Sang keponakan memberikan penjelasan dengan bangga.

“Jadi maksud saya mumpung ini ada kesempatan banyak permintaan dari klinik-klinik kita lipat gandakan pemesanan kita kepada distributor, ini sih penawaran saja sih Om, Bapak Juga sudah titip ke saya.” Lebih lanjut Pak Aan menguraikan dengan yakin.

Oooh mantab dong bisnismu ini Bang, Jawab sang paman dengan panggilan kesayangan kepada keponakannya.

“Okelah, Om ikutan juga ya tapi Gak Banyak ya, ya itu ada dana sedikit untuk persiapan kuliah adekmu nanti.

Hujan lebat mengguyur kota Bandar Lampung, sudah berkali-kali Kota Bandar Lampung diguyur hujan lebat, angin kencang dan mengakibatkan banjir yang sangat meresahkan warga yang terdampak bahkan ada yang sampai hanyut terbawa banjir.

“Hallo Om, adek-adek dan keluarga di Bandar Lampung aman ya? Ini saya lihat di televisi dan di medsos lagi ramai Banjir di Kota Bandar Lampung,” Sapa Pak Aan dengan sedikit cemas dari Ibu Kota.

“Aaman, Alhamdulillah,” Jawab Pak Jo. dengan santai.

“Oh iya Bang, bagaimana ceritanya bisnismu sekarang, bisa dong kirim dananya pokok plus bagi hasil untuk adekmu kuliah ini, kok lama gak ada cerita ini? Tanya Pak Jo dengan sedikit kecewa dan menyelidik.

“Waduh Om itulah masalahnya, Saya lagi tegambui nih Om, mobil sudah saya jual semua rumah 2 sudah saya jual. Bangkrut saya Om, tegambui,” Pak Aan menjawab dengan nada penuh kesal.

“Tagambui, bagaimana, bukannya kamu dulu menjelaskan dengan penuh keyakinan?” Sang paman bertanya penuh selidik dan kecewa.

“Iya Om, distributor dari China “lari” ngilang, anak buahnya di Indonesia semua hilang jejak, tertipu kita”.

“Ah kamu Bang, giliran tertipu kamu bilang kita,” timpal Pak Jo dengan kesal.

Iya maaf Om, saya juga dikejar-kejar pihak klinik, ditagih untuk mengembalikan DP mereka, ya sudah mobil semua saya jual, 2 rumah yang saya beli saya jual, ini saja belum lunas, untung ada beberapa klinik yang memang kita kenal baik paham kondisi saya, dan mereka kasih keringanan untuk saya cicil, belum lagi tagihan dari Bank. Rumah yang saya tempati ini dan semua aset tanah dan rumah yang di Lampung mau saya jual semua Om, minta tolong Om jika ada yang mau beli. Ungkap Pak Aan panjang lebar sambil minta tolong.

“Nah, Om ini ketimpa susahnya juga dong” jawab Pak Jo kecewa.

“Ya sudahlah, banyak-banyak istighfar kamu Bang, jangan pernah tinggalkan Solat, Kita dan Seluruh dunia ini Milik Alloh, hanya Alloh tempat kita bergantung yang tak pernah mengecewakan. Begitulah Harta-uang, kita anggap banyak uang hidup akan senang dan tenang, tidak. Hidup akan senang dan tenang itu hanya mendekatkan diri kepada Alloh banyak atau sedikitnya harta yang Alloh kasih ke kita,” Nasehat Pak Jo dengan bijak.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًاۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌ ۗوَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ

Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, kelengahan, perhiasan, dan saling bermegah-megahan di antara kamu serta berlomba-lomba dalam banyaknya harta dan anak keturunan. (Perumpamaannya adalah) seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, lalu mengering dan kamu lihat menguning, kemudian hancur. Di akhirat ada azab yang keras serta ampunan dari Allah dan keridaan-Nya. Kehidupan dunia (bagi orang-orang yang lengah) hanyalah kesenangan yang memperdaya.

(Al-Ḥadīd [57]:20)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

Ya begitulah kehidupan dunia, maka bekal yang paling baik dalam kehidupan adalah taqwa. (*)